ANU – Buronan; Sebuah Pelarian
Academia, Opinion

Another Assignment; Short Review

Tulisan yang saya posting kali ini adalah tugas ketiga saya di semester ini. Saya harus membaca 3 jurnal dalam satu hari dan membuat reviewnya masing-masing 250 kata (tergolong tugas paling mudah dan ringan hanya 250 kata). Membaca dalam waktu singkat adalah tugas yang tidak mudah. Selain karena Bahasa Inggris, saya yang terbiasa membaca novel dan komik masih belum bisa membaca artikel ‘berat’ dengan Bahasa ilmiah tingkat dewa. Apalagi saya termasuk malas membaca jurnal kala S1. So, lengkaplah sudah problem membaca cepat ini. Ditambah kemampuan analisis saya yang masih sangat tumpul dan terbatas. Saya masih kaku dalam mengkritisi pendapat penulis, mencari kekurangan dan kelebihan, memberikan saran, menempatkannya dalam keilmuan saya, dan tidak hanya terbatas pada hal tersebut kita juga harus memahami dimana posisi kita sebagai pembaca, jika setuju maka harus berikan alasan kuat mengapa pendapat penulis bisa diterima, apakah hanya karena penulis sangat persuasif dalam tulisannya ataukah ada alasan lain yang lebih relevan. Jika tidak setuju, berikan alasan kuat kenapa tidak sependapat dan seterusnya. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab. Pembaca dituntut untuk filosofis, rasional dan aktif dalam membaca. Tidak serta merta menerima semua pendapat si penulis, tapi juga mempertanyakan diri sendiri (dengan bekal pengetahuan yang relevan ttg topik), apakah setuju atau tidak? dan juga kenapa. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Continue Reading

Emotion, Humour

Ramadhan di Australia

Mungkin bulan Ramadhan kali ini adalah bulan paling aneh selama 25 tahun saya hidup di dunia ini (lebay). Duh, maaf ya jiwa alay saya ternyata masih hidup. Tinggal duduk depan laptop dan jari saya mulai menari (again!) di keyboard, blas, Bahasa alay berhamburan di mana-mana. Andai Bahasa alay lebay bisa dipakai buat essay duh 40.000 kata buat tugas jadi dalam sehari ya. Anyway, balik lagi ke topik Ramadhan di Australia. It feels really weird. Strange, even. Memang bukan pertama kali saya puasa tanpa keluarga di purwokerto, tapi ini benar-benar pertama kalinya saya puasa bukan di Indonesia. Selama 7 tahun saya di Brebes, saya selalu berpuasa di Pondok sebelum pulang ke rumah seminggu sebelum lebaran. Begitu pula di Jakarta. Saya selalu berpuasa di kosan bersama teman-teman sebelum pulang kampung, Saya bahkan sangat merasakan nikmatnya macet mudik lebaran, berebutan tiket bus ketika kereta sudah penuh bahkan 3 bulan sebelum lebaran. Pesawat? Please. Bandara terdekat hanya Jogja dan total perjalanan Jogja-Purwokerto pastinya melebihi perjalanan dari Jakarta ke Jogja. Oops. I lied tho. Lebih karena tiket pesawat mahal jadi saya anti naik pesawat kecuali itu promo or gratis. Continue Reading

Emotion, Humour, Scenery

Autumn Feels

Menjelang winter, pohon depan rumah masih berwarna musim gugur.

Semoga membawa keberkahan (eh?). Ga nyambung. Yasudahlah. Mohon dinikmati saja pohonnya.

Continue Reading

Academia, Opinion

Second Short Assignment

Human right is essential to keep the world peace and order. The United Nations Secretary General, in his speech commemorating Human Right Day (Moon 2016) refers human rights, along with peace and sustainable development, as the main principles of United Nations to establish a just and orderly world. Furthermore, it stands as ‘the foundation of freedom, justice and peace’ in international society (Universal Declaration of Human right 1948, Preamble). Considering the historical catastrophe behind it, Universal Declaration of Human right is an achievement for human kind. The initial purpose of Human right is to make a better world with no atrocities by one human to another and more importantly to maintain peace and order (Langlois 2012). The moral value lies behind its construction is the key point why human right is universal thus further debate on its universality should be shifted to better enhance its implementation in the world.      Continue Reading